Beranda | Artikel
Menghargai Tauhid
Jumat, 20 Maret 2009

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :

Muhammad bin Abdullah bin Numair menuturkan kepada kami. Dia berkata; Ayahku menuturkan kepada kami. Dia berkata; Amr bin Utsman menuturkan kepada kami. Dia berkata; Musa bin Thalhah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abu Ayyub menuturkan kepadaku bahwa ada seorang Arab Badui menghadap kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika itu beliau sedang dalam perjalanan/safar. Kemudian dia memegangi tali kekang atau pengikat hidung yang terpasang di onta tunggangan beliau. Kemudian dia berkata, “Wahai Rasulullah” atau dia mengatakan, “Wahai Muhammad.” “Kabarkanlah kepadaku tentang sesuatu yang akan mendekatkanku ke surga dan sesuatu yang menjauhkanku dari neraka.” Abu Ayyub mengatakan; Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menahan tunggangannya lalu melihat kepada para sahabatnya. Lalu beliau berkata, “Sungguh dia ini telah mendapatkan taufik.” Atau beliau berkata, “Sungguh dia telah mendapatkan hidayah.” Beliau berkata, “Bagaimana tadi yang kamu katakan?”. Abu Ayyub mengatakan; maka lelaki itu pun mengulangi pertanyaannya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Yaitu kamu beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun, kamu dirikan shalat, tunaikanlah zakat, sambunglah tali kekerabatan. Dan hendaknya kau lepaskan onta itu.”

Pilar terpenting dalam agama
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
Muhammad bin Abdullah bin Numair al-Hamdani menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abu Khalid -yaitu Sulaiman bin Hayyan al-Ahmar- menuturkan kepada kami dari Abu Malik al-Asyja’i, dari Sa’d bin Ubaidah dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Islam dibangun di atas lima pilar; hendaknya Allah itu ditauhidkan, dirikanlah shalat, tunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan tunaikanlah ibadah haji.” Kemudian ada seorang lelaki yang berkata kepada Ibnu Umar, “Haji dan puasa Ramadhan?”. Ibnu Umar mengatakan,”Bukan, puasa Ramadhan dan haji, demikian itulah yang kudengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Dalam riwayat lain, beliau mengatakan :
Sahl bin Utsman al-Askari menuturkan kepada kami. Dia berkata; Yahya bin Zakariya menuturkan kepada kami. Dia berkata; Sa’d bin Thariq menuturkan kepada kami. Dia berkata; Sa’ad bin Ubaidah as-Sulami menuturkan kepadaku dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara; Allah harus diibadahi dan segala sesembahan selain-Nya harus diingkari, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah, dan berpuasa Ramadhan.”

Di dalam riwayat lain, beliau mengatakan :
Ubaidullah bin Mu’adz menuturkan kepada kami. Dia berkata; Ayahku menuturkan kepadaku. Dia berkata; Ashim -yaitu anak dari Muhammad bin Zaid bin Abdullah bin Umar- menuturkan kepada kami dari ayahnya [Muhammad bin Zaid], dia berkata; Abdullah -bin Umar- mengatakan; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara; persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah, dan berpuasa Ramadhan.”

Di dalam riwayat lain, beliau mengatakan :
Ibnu Numair menuturkan kepada saya. Dia berkata; Ayahku menuturkan kepada kami. Dia berkata; Hanzhalah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Aku mendengar Ikrimah bin Khalid menuturkan hadits kepada Thawus bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Abdullah bin Umar, “Mengapa kamu tidak ikut berperang?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara; persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke baitullah.”

Faedah hadits
Hadits-hadits di atas memberikan banyak pelajaran berharga, di antaranya adalah :

  1. Tauhid menempati posisi terpenting dalam ajaran Islam
  2. Dakwah tauhid harus diprioritaskan
  3. Orang yang tidak paham tauhid pda hakikatnya belum paham Islam
  4. Syahadat laa ilaaha illallah menuntut kepada syahadat Muhammad rasulullah
  5. Bolehnya bertanya kepada seorang alim sedangkan dia memberikan jawaban dari atas kendaraannya
  6. Bertanya kepada ahli ilmu dalam memecahkan masalah yang dihadapi
  7. Wajib mengimani adanya surga dan neraka
  8. Masuk surga dan terhindar dari neraka dapat diraih dengan menjalankan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya
  9. Wajib mengimani perkara gaib
  10. Besarnya semangat para sahabat dalam memahami agamanya
  11. Taufik berada di tangan Allah ta’ala
  12. Islam memiliki pondasi beserta ajaran-ajaran lain yang menyempurnakannya
  13. Hancurnya pilar Islam yang terpenting -yaitu tauhid- maka akan meruntuhkan semua bangunan Islam
  14. Hendaknya seorang alim memberikan gambaran penyederhanaan kepada orang yang diajari mengenai sesuatu yang bersifat abstrak dengan menggunakan perumpamaan dengan sesuatu yang bersifat konkret
  15. Besarnya kasih sayang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya
  16. Disyari’atkannya menggunakan alat-alat transportasi ketika melakukan safar
  17. Bersafar bersama dengan rombongan, tidak menyendiri
  18. Hendaknya seorang alim ,memberikan jawaban kepada penanya sesuai dengan keadaan dan pemahaman si penanya
  19. Dalam tauhid terdapat dua unsur pokok yang harus terpenuhi yaitu penolakan terhadap segala sesembahan selain Allah dan mewujudkan ibadah hanya kepada Allah semata. Biasa disebut dengan istilah nafi dan itsbat
  20. Ibadah kepada Allah harus ikhlas
  21. Ibadah tidaklah dinilai ibadah yang benar jika tidak disertai dengan tauhid
  22. Tidak ada yang boleh diibadahi kecuali Allah saja
  23. Di antara syarat laa ilaaha illallah adalah harus mengingkari sesembahan selain-Nya
  24. Istilah tauhid merupakan istilah yang syar’i bukan rekaan para ulama
  25. Pentingnya menyambung hubungan kekerabatan
  26. Ketelitian para ulama hadits dan kehati-hatian mereka dalam menyampaikan riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
  27. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang hamba maka tidak boleh diibadahi, dan beliau adalah utusan Allah maka harus dibenarkan beritanya, dilaksanakan perintahnya dan dijauhi larangannya serta tidak boleh beribadah kecuali dengan syari’atnya
  28. Shalat merupakan rukun Islam terpenting setelah dua kalimat syahadat
  29. Salah satu bentuk ibadah adalah dengan meninggalkan sesuatu yang disukai guna mendapatkan keridhaan Dzat yang paling dicintai
  30. Di samping itu ibadah juga dapat dilakukan dengan bentuk memberikan sesuatu yang dicintai di jalan Allah berupa harta yang secara umum disukai oleh manusia
  31. Keistimewaan Ka’bah karena disandarkan kepada Allah
  32. Jihad ada yang fardhu ‘ain dan ada yang fardhu kifayah
  33. Jihad yang fardhu kifayah bukan menjadi kewajiban setiap orang untuk ikut berperang
  34. Keutamaan jihad
  35. Jihad bukan termasuk rukun Islam
  36. Kemunculan orang-orang yang mendiskreditkan para ulama dengan tuduhan mereka adalah orang-orang yang tidak mau berjihad adalah tuduhan klasik yang sudah ada sejak jaman sahabat yaitu dengan munculnya benih-benih firqah sesat di tubuh kaum muslimin
  37. Keutamaan amal bagi setiap orang belum tentu sama dalam segala sisi
  38. Meninggalkan jihad yang hukumnya fardhu kifayah tidak berdosa yaitu bagi orang yang tidak ditunjuk oleh imam agar berangkat perang
  39. Iman itu meliputi ucapan dan perbuatan, iman juga terdiri dari bagian-bagian, keutamaan satu bagian bisa lebih daripada bagian yang lain, ia bisa bertambah dan bisa berkurang
  40. Salah satu metode pengajaran Nabawi adalah dengan menyebutkan sesuatu secara global kemudian disampaikan rinciannya
  41. Di dalam periwayatan hadits ini terkandung pula keutamaan ahli hadits dan orang-orang yang mempelajarinya
  42. Dan faedah lainnya yang belum saya ketahui, wallahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.


Artikel asli: http://abumushlih.com/menghargai-tauhid.html/